MELIDJO dan KAMU
Aku duduk menghadap melidjo, lampu hijau biru kuning soroti hati. Sepeda tua kenapa kau diam, didepanmu dia membawa keranjang.
Aku duduk menghadap melidjo, gong kendang ketipung nyanyikan hati. Sayur layu kenapa kau menunduk, didepanmu dia membawa kerangjang.
Kesakitan menggetar, merinding perih kebanggaan.
Temaram menggelap, sorak bising pemujaan.
Baju merah keanggunan, suara serak tak terucapkan.
Baju merah keanggunan, keringat melati merindukan.
Melidjo dan keranjang, kau anggun bergoyang.
Melidjo dan keranjang, garis indah yang tak akan terbuang.
Aku duduk menghadap melidjo, gong kendang ketipung nyanyikan hati. Sayur layu kenapa kau menunduk, didepanmu dia membawa kerangjang.
Kesakitan menggetar, merinding perih kebanggaan.
Temaram menggelap, sorak bising pemujaan.
Baju merah keanggunan, suara serak tak terucapkan.
Baju merah keanggunan, keringat melati merindukan.
Melidjo dan keranjang, kau anggun bergoyang.
Melidjo dan keranjang, garis indah yang tak akan terbuang.