Hangat matahari ini memaksaku untuk bangun, hampir saja aku tak
mau beranjak dari kasur, untuk terus tidur, untuk tetap nikmati pejaman
mata yang tanpa mimpi. Masih pagi, dan hampir saja aku telat untuk
kuliah. “Bangsat! Alarm tak berguna! Tak ada yang bangunkanku!”geramku
dipagi hari. Cepat-cepat aku mandi untuk hilangin kantuk yang berat.
Limabelas menit perjalanan, dengan kemacetan dan asap kendaraan yang
sudah tak bisa ditampung di kota ini. Gerbang kampus yang megah, yang
katanya kampus elit karena. “Bodoh amat! Aku kuliah disini niat untuk
mencari ilmu. Masa bodoh kalian kapitalis!”gumam hati seraya aku lewati
tikungan untuk parkir motor ini.
Rambut masih
basah, acak-acakan tanpa Gel rambut. Aku biasanya klimis, rambut gaya
Mike Ness di Social Distortion. Oh, saya memang anak punk yang modern
yang meski terkadang galau, dengan duduk di taman depan Fakultasku.
Tanpa rokok tanpa kopi, lidahku sudah lupa rasa dengan dua komposisi
yang katanya menakjubkan itu. Handphone ini tak berbunyi, tak ada SMS
dan telpon. Bodoh aku, sekarang aku ingat dan saya mendengar kabar bahwa
dia sedang pergi ke barat, ke kotanya. Kemana saja aku ini, aku
melupakan waktu yang rumit yang mungkin akan membalikkan duniaku dan tak
akan membuat hari-hari ini cerah. Tuhan aku harus bagaimana? Lord let
me see her face for one last time…
Teringat
kemarin, ketika dia berjalan dengan wangi yang memancing endorphine ini,
sore yang buat aku tercengang karena keindahan wajahnya. Tapi aku tak
tahu kenapa ini, only the lord knows how she feels. Dengan memandang
langit yang biru. “Ini kali terakhirku dengan kata selamat tinggal, aku
meninggalkan kota ini and I will miss you boy”dia berkata dengan lirih
tapi nyata. Heran, pertama kali ini aku mendengar kata Miss You dari
seorang dia. “it is you that i have always wondered why, girl with a
beauty that never goes away”bangganya hati ini dengan kata yang baru aku
katakan.
(Bersambung)
Selasa, 22 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar