Sabtu, 24 Agustus 2013

Puisi - 29 Akhir

Inilah perihal cerita persembahan semesta
Bermula dari pertemuan dan sapaan singkat ketika hari itu
Indahnya malam kala itu memang terasa
Hingga suara bisingpun tak mampu hentikan takjub sedari itu

Benar kasih, inilah yang dinamakan pertemuan sebenarnya
Karena memang seharusnya kau pilih tangan lembut yang berbeda
Meski aku tak akan pernah mengerti kenapa
Beberapa tekanan aku harus memahami
Bermacam nyanyian pelepas rindupun aku harus mengerti

Jika rasa terasa mudah dan tak harus aku pahami
Maka itulah sebenarnya alasan aku membiarkanmu pergi
Hanya saja itu bukanlah kesenangan yang aku sengaja
Namun aku tak ingin engkau berberat rasa

Indah jelas selama berbulan bulan aku menjadikanmu sosok yang terbaik
Melebihi lamunanku semenjak aku yang hanya diam
Semenjak aku yang hanya bungkam
Juga selama aku ketika engkau tak pernah mengenal pelukan ini

Terjadilah dimana waktu memilihmu untuk mengajakku lebih baik
Dengan suara yang selalu menungun untuk menjaga rasa saat itu
Atau memang sebenarnya tak mudah bagi kita untuk berjalan berdua
Karena egois ini yang selalu melebihkanmu

Dan terjadilah dimana waktu memilihmu untuk mengajariku berjalan sendiri
Sulit bagi kaki ini yang telah terbiasa menjadi pasang kakimu ketika berjalan
Atau suara ini ketika kita berandai andai untuk mengikat hati jauh lebih kuat
Karena egois inilah yang selalu menyakitimu

Ketahuilah sekarang aku tetap minyiksamu
Menjadikanmu tetap bermain dalam otak ini dan selalu bersamaku
Menjadikanmu tetap menjadi sosok yang marah ketika aku angkuh
Menjadikanmu tetap menjadi wanita yang akan menyusui anak kembar kita
Menjadikanmu tetap dan selalu ingatkanku akan jadwal pekerjaanku
Bahkan selalu menjadikanmu sosok yang akan mengambilkanku obat disaat sakit

Hingga saat ini aku menyiksamu dalam otakku
Meski bukan mata yang bertemu saat berkeinginan untuk bertukar cincin
Meski bukan air mata yang menetes saat saat mengakui kesalahan
Meski bukan jari tangan yang memegang erat saat berjalan merajah kota
Meski bukan hati yang saling mendoakan agar tetap bersama sampai tua

Engkau masih punya harapan besar untuk menjadi wanita yang baik
Yang lebih baik daripada aku yang tak bisa mengertimu

Dan maaf hingga saat ini aku menyiksamu di dalam otakku

0 komentar:

Posting Komentar