Senin, 19 Agustus 2013

Puisi - Malam Yang Menginginkan

Singkatnya terasa rapuh
Menggugah api dari kedalaman sajak tak bermuara
Hingga esok matahari tetap begini
Menuju dengan porosnya namun sudah berbeda

Seperti malam hari yang lalu
Bertumpu dalam kerinduan penebar asa
Melangkah jauh beribu cahaya purnama tak terasa
Sambaran petir tak secepat berita dari semesta

Engkaulah mulia dalam hati ini yang aku rajut
Dengan banyaknya rasa dari kebanyakan manusia yang terbelai
Tertumpuk rapi dan tertekan oleh kepercayaan yang kuat
Hingga satu kesatuan peristiwa yang sudah ditetapkan

Engkaulah mulia dalam hati ini yang aku tuntut
Bersama puluhan ratusan ekor gagak malapetaka yang kini berdoa
Menuntut aku supaya terus lemah dan tak berdaya
Untuk mati dalam pancaroba kerinduan yang tak akan tersiram

Seterusnya tak akan kenal aku
Seterusnya tak akan teringat akanku
Dan selamanya tumbuhkan harapan untuk kembali kepadamu

0 komentar:

Posting Komentar